Bahan pelapis sofa dan dudukan kursi memiliki berbagai jenis yang dapat dipilih, seperti jenis kain ataupun bahan kulit. Jenis pelapis kulit sendiri awalnya berasal dari bahan kulit asli hewan yang diambil dan diolah menjadi pelapis sofa dan kursi, namun dengan harganya yang mahal dan semakin banyaknya jenis hewan yang dilindungi, bahan kulit sintetis olahan menjadi alternatif yang dapat diperhitungkan. Berikut ini Kania akan menjelaskan jenis-jenis kulit yang sering dijadikan bahan pelapis sofa;

Foto dari leathersofaland.com

Kulit Asli

Foto dari aceofclubsgolfco.com

Kulit asli didapatkan dari kulit punggung sapi, bahan ini memberikan kesan mewah pada sofa. Kulit asli memiliki tekstur yang lembut dan agak kesat. Meskipun harganya terbilang tinggi karena material dasar yang langka dan proses pengolahan yang lebih rumit, bahan ini tahan lama dan mudah perawatannya karena tidak muncul banyak kerutan di permukaannya. Bahan ini sempurna untuk sofa karena memiliki permukaan yang lembut dan elastis, serta memiliki daya tahan yang tinggi.

Kulit Olahan

Foto dari paper-backgrounds.com

Kulit hewan dapat diolah menjadi berbagai jenis kulit dengan perlakuan khusus tertentu yang membedakannya dengan pengolahan kulit asli. Pengolahan ini dapat menghasilkan jenis-jenis kulit berbeda, yaitu; kulit full Aniline, semi Aniline, Nappa, Suede, Nubuck, dan Full Grain.

  • Aniline adalah jenis kulit yang proses pembuatannya tidak melalui buffing atau koreksi dan juga tidak menggunakan bahan pelapis. Kulit dibiarkan natural memperlihatkan pola kulit alami. Namun jenis kulit ini rentan terhadap goresan, mudah kotor dan paling gampang pudar jika terpapar sinar matahari dalam waktu yang cukup lama. Jenis kulit ini dapat dilapisi lapisan tipis zat pewarna atau pelindung kulit, menjadi kulit semi aniline, untuk meningkatkan daya tahan kulit dan melindunginya kotoran, serta mempertahankan konsistensi warna dan warna kulit yang alami.
  • Nappa terbuat dari bagian atas kulit anak domba atau kerbau. Kulit Nappa memiliki tekstur yang berkilau dan sangat lembut. Akan tetapi, kulit ini mudah retak dan pecah. Kulit ini sering dijadikan bahan pelapis.
  • Nubuck memiliki tekstur yang mirip dengan Suede. Akan tetapi, jenis kulit Nubuck dibuat dari bagian luar kulit hewan, dengan permukaannya yang dihaluskan dengan bidang kasar sehingga menghasilkan permukaan kulit yang halus.
  • Full Grain Leather adalah jenis kulit yang disamak dengan zat penyamak krom dengan nerf atau rajah yang masih asli, tidak dibelah ataupun digosok, sehingga tidak mengubah tekstur kulit aslinya. Jenis kulit ini memiliki motif pori-pori kulit yang alami dan seperti tekstur binatang aslinya. Proses pengolahan ini dapat meningkatkan kualitas kulit sehingga harga lebih tinggi.

Selain itu, ada pula jenis kulit olahan yang popular digunakan, yaitu Suede;

Suede

Foto dari fabric.com

Suede sebenarnya adalah jenis kulit yang terbuat dari bagian dalam kulit hewan yang disamak. Suede memiliki tekstur yang halus, lembut, dan terasa sedikit berbulu. Namun, jenis kulit ini butuh perhatian khusus untuk mengihdari kotoran dan rusaknya tekstur kulit Suede yang lembut. Suede sendiri memiliki harga yang lebih tinggi karena proses pengolahannya yang tidak mudah dari kulit hewan alami.

Suede sendiri kini sudah memiliki alternatif dengan material sintetis dari polyester dan lainnya, untuk menghasilkan bahan yang memiliki tekstur yang selembut aslinya, suede sintetis juga cenderung lebih mudah perawatan karena harganya yang lebih murah.

Oscar / Polyurethane (PU)

Foto dari keoneulaes.com

Jenis kulit ini merupakan kulit imitasi, terbuat dari bahan sintesis seperti plastik dan karet, atau PU (polyurethane), yang diolah menyerupai tekstur dan kontur kulit sungguhan. Oscar memiliki tekstur yang berbulir, namun tetap lembut dan kesat seperti kulit sungguhan. Kulit olahan seperti ini memiliki tingkat kekuatan dan keawetan yang cukup luas, dari yang kurang kuat hingga sangat kuat. Semakin majunya teknologi masa kini dalam mengolah komposisi bahan kulit imitasi, bahan Oscar ini semakin mirip dengan kulit yang asli. Akan tetapi sebaiknya jenis butuh perhatian ekstra dalam pemakaian agar tidak mudah terlipat dan retak. Jenis kulit ini dapat menjadi alternatif karena harganya yang murah dibandingkan kulit asli.

Sofa Aveda AC 801 3 Seater menggunakan jenis kain Oscar

PVC

Foto dari aroravinyl.com

Bahan ini merupakan bahan dasar dalam membuat kulit imitasi. Jenis kulit ini dapat dibagi menjadi soft PVC dengan hard PVC tergantung dengan ketebalan dan ketahanan material yang dimiliki. Jenis kulit imitasi ini apabila dibandingkan dengan jenis Oscar, memiliki tekstur yang lebih glossy dan berkilau, namun tetap terasa seperti bahan kulit yang asli. Semakin keras material PVC, maka kilau yang ditampilkan semakin jelas dan terlihat lebih ‘plastik’. Semakin keras bahan PVC-nya, ketahanan yang dimiliki juga lebih kuat, karena tidak mudah terlipat maupun sobek.

Aveda Kursi Makan AC 301 dan Aveda Kursi Makan AC 302 menggunakan hard PVC

Secara keseluruhan, bahan kulit sering dijadikan sebagai bahan pelapis furnitur. Khususnya bahan pelapis dudukan dan sofa. Sebagai bahan untuk tempat duduk, tentunya akan ada perlakuan berbeda khusus dan berbeda yang harus dilakukan untuk menjaga bahan kulit agar awet dan tahan lama. Di bawah ini adalah tips merawat bahan pelapis kulit untuk furnitur rumah yang sudah Kania kumpulkan. Yuk, dibaca;

Foto dari cleanpedia.com

Tips perawatan kulit dasar dan harian

  • Bersihkan bahan kulit Kalian secara rutin minimal sekali seminggu. Pembersihan sebaiknya dilakukan sebelum terdapat noda yang terkumpul dan nantinya sulit untuk dibersihkan. Bersihkan dengan kemoceng, kain lap, maupun vacuum cleaner yang memiliki kuas. Jangan lupa hindari air atau segala jenis cairan kimia lainnya dalam membersihkan, karena dapat merusak bahan kulit.
  • Angkat, lepas, dan balik cushion dudukan ataupun sofa secara rutin, untuk menghindari debu, kotoran, dan memastikan furnitur Kalian bertahan lebih lama.
  • Secara rutin haluskan dan ratakan permukaan pelapis dudukan atau sofa, untuk mencegah terjadinya lipatan maupun mencegah lipatan menjadi berbekas dan lapisan kulit retak dan sobek.
  • Jauhkan furnitur kulit kalian dari paparan cahaya matahari secara langsung maupun panas. Hal tersebut dapat membuat pudar warna kulit dan membuatnya jadi rusak. Kulit berwarna gelap dan yang bertekstur alami mudah untuk pudar dan mengalami kerusakan oleh matahari dan panas
  • Pembersihan furnitur kulit oleh pembersih professional dan terpercaya dapat dilakukan setiap setahun sekali untuk menjaga kualitas bahan kulit dalam keadaan optimal.

Sofa Maesta Emily dari Dekoruma, berbahan suede yang sangat elegan dan juga lembut!

Nah, melihat informasi mengenai bahan kulit yang sering dijadikan pelapis furnitur dari Kania barusan, pasti bisa jadi bahan pertimbangan buat Kalian dalam memilih jenis furnitur yang paling cocok bagi ruang Kalian serta gaya hidup Kalian.

Selamat berbelanja!