Tak dapat dipungkiri, Jakarta Selatan merupakan kawasan elit yang berkembang sejak awal kemerdekaan. Padatnya permukiman penduduk di kawasan ini membuat konsumen kesulitan mencari rumah dijual dalam kondisi rumah baru. Namun, potensi rumah dijual second juga tak kalah menggiurkan. Lantas, apa saja faktor yang membuat rumah dijual di Jakarta Selatan layak dikoleksi?  

Kawasan Elit

Perumahan di Jakarta Selatan termasuk kawasan elit di Ibukota sejak awal kemerdekaan Republik Indonesia. Kebayoran Baru yang mulai dibangun pada 1949 merupakan perumahan tertua kedua setelah perumahan di kawasan Menteng Jakarta Pusat yang dikembangkan Pemerintah Belanda pada 1914. Kawasan permukiman ini dirancang oleh arsitek H. Moh. Soesilo pada tahun 1948. Peletakkan batu pertama dilakukan pada 8 Maret 1949 dan pembangunan kawasan dan rumah dijual di kawasan ini rampung pada 1955.

Konsep yang digunakan adalah kota taman, konsep yang banyak dipakai oleh para pengembangan rumah dijual di era modern. Dalam konsep ini, ruang terbuka hijau sebagai ruang milik publik mendapat perhatian khusus, selain rumah-rumah dijual. Lokasi yang dipilih adalah kawasan di dekat Stasiun Kebayoran di sisi timur Kali Grogol.

Selain memiliki lahan peruntukan ruang terbuka hijau yang memiliki fungsinya masing-masing di kawasan kota baru Kebayoran seluas kurang lebih 730 hektar ini, di lokasi ini juga dibangun unit-unit rumah dijual dan pertokoan yang ditempatkan berdasarkan blok-blok. Masing-masing blok dinamai berdasarkan abjad, dari Blok A hingga Blok S.

Setelah Kebayoran Baru berkembang, permukiman dan rumah-rumah dijual bergeser ke Selatan, yakni ke wilayah Kemang. Semula, sekitar tahun 1960-an, kawasan Kemang adalah daerah satelit dari  Kebayoran Baru yang ramai dengan rumah-rumah dijual pada tahun 1950-an. Perkembangan kawasan Kemang terjadi mulai tahun 1970-an, saat pengembang menawarkan rumah dijual secara besar-besaran di kawasan yang saat ini berada di Jalan Kemang Dalam. 

Tak mau kalah dengan para pengembang yang menawarkan rumah dijual, warga asli Kemang pun menyewakan tanahnya kepada investor agar dibangun menjadi rumah-rumah untuk disewakan kepada para ekspatriat yang ada di Jakarta. Paling kecil, satu kavling rumah yang disewakan seluas 1000 meter persegi, ukuran yang cocok untuk hunian para ekspatriat.

Setelah Kemang, Jakarta Selatan dimeriahkan oleh rumah-rumah dijual di kawasan Elit Pondok Indah yang dikembangkan Pondok Indah Group—anak usaha PT Metropolitan Kentjana (Grup Ciputra). Kawasan ini sejak awal memang dikhususkan sebagai wilayah permukiman mewah untuk kelas menengah ke atas dan ekspatriat. Ini terlihat dari rumah-rumah dijual di sini yang berukuran besar dan megah.

Maraknya  perumahan elit di Jakarta Selatan, sudah barang tentu membuat standar harga rumah dijual menjadi tinggi ikut mengerek harga rumah dijual di kawasan sekitarnya.  

Banyak Pusat Belanja, Kuliner dan Hiburan 

Tak hanya menjadi kawasan elit dengan rumah-rumah dijual berukuran besar, Jakarta Selatan juga merupakan pusat belanja, hiburan, dan kuliner paling diminati di Ibukota. Tahun 1980-an hingga 1990-an, kawasan Blok M merupakan pusat belanja dan hiburan paling ramai di Jakarta. 

Setelah kawasan Blok M meredup, beberapa pusat belanja menjadi favorit, sebut saja Pondok Indah Mall (PIM) 1 dan 2, Cilandak Town Square (Citos), Kota Kasablanka, Pacific Place SCBD, dan Plaza Festival (sebelumnya bernama Pasar Festival). Sementara itu, Kemang menjadi daerah hiburan dan kuliner yang ramai oleh eksekutif muda dan ekspatriat. 

Ramainya pusat belanja dan hiburan di Jakarta Selatan membuka peluang investasi properti sewa. Bila Anda melihat rumah dijual di sekitar kawasan ramai tersebut, maka rumah dijual tersebut dapat dijadikan rumah sewa atau indekos yang menyasar karyawan yang bekerja di pusat belanja dan hiburan tersebut.

Kawasan Kampus 

Sejumlah perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta, berlokasi atau berbatasan dengan Jakarta Selatan. Setidaknya ada beberapa kampus besar yang berada di sekitar Jakarta Selatan, selain kampus Universitas Pancasila, seperti Universitas Indonesia dan Universitas Gunadarma di Depok, serta Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah di Tangerang Selatan.

Jika Anda ingin melakukan investasi properti, carilah rumah dijual di sekitar kampus-kampus ternama ini. Selain potensi kenaikan harganya yang cukup tinggi saat rumah dijual kembali, potensi sewanya juga menarik—dengan membidik mahasiswa yang kuliah di kampus-kampus tersebut.  

Kawasan Perkantoran

Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat adalah kawasan perkantoran pertama di Indonesia, yakni membentang dari Jalan MH Thamrin hingga Jalan Jenderal Sudirman. Kawasan ini masih menjadi CBD (central business district) Jakarta dan sangat potensial bagi investasi properti. Di kawasan ini memang sulit menemukan rumah dijual, namun Anda bisa melirik sektor apartemen sebagai gantinya.

Kawasan lain yang masih termasuk segitiga emas Jakarta adalah Jalan Rasuna Said. Kawasan perkantoran ini juga potensial, tak hanya investasi apartemen, tetapi juga rumah dijual. Pasalnya, Rasuna Said masih dikelilingi permukiman yang cukup padat penduduk, seperti Setiabudi, Menteng, dan Tebet—yang masih banyak menawarkan rumah dijual second

Kawasan perkantoran baru yang hadir di Jakarta Selatan terletak di bilangan jalan TB Simatupang. Berkembang di awal milenial baru, kawasan TB Simatupang menawarkan kantor grade A hingga grade C. Potensi bisnis rumah dijual di sekitar TB Simatupang pun tergolong menarik, karena selain rumah dijual second, di seputaran kawasan perkantoran ini pun masih ada rumah dijual pengembang dalam kondisi baru, meski suplainya terbatas.  

Infrastruktur dan Transportasi Publik

Infrastruktur di Jakarta Selatan terbilang lengkap. Selain Jalan Tol Dalam Kota yang telah beroperasi sejak tahun 1990-an, Jakarta Selatan juga dibelah oleh beberapa tol, seperti Tol Lingkar Luar Jakarta (Jakarta Outer Ring Road/JORR) dan Tol Desari (Depok – Antasari) yang akan terhubung dengan tol JORR 2, Jagorawi, dan Bogor Outer Ring Road (BORR) hingga Ciawi dan Sukabumi. Potensi investasi rumah dijual di sekitar jalan-jalan tol ini terbilang tinggi.     

Di sisi lain, transportasi publik di Jakarta Selatan sangat mumpuni, karena dilewati jalur KRL Commuter Line. Setidaknya ada delapan stasiun KRL (kereta rel listrik) yang berada di Jakarta Selatan, mulai Stasiun Tebet hingga Universitas Pancasila. Kawasan stasiun KRL ini pun layak dijadikan pilihan investasi rumah dijual. Sementara itu, MRT (Moda Raya Terpadu) yang baru beroperasi tahun lalu membuka investasi rumah dijual di sekitar jalur perlintasannya, terutama di dekat stasiun. 

Daerah Resapan Air

Secara geografis, Jakarta Selatan merupakan kawasan resapan air, di mana banyak terdapat danau atau situ. Untuk itu, Pemerintah mengatur Koefisien Dasar Bangunan (KDB) cukup rendah di Jakarta Selatan, yakni hanya sekitar 30 persen. Artinya, dari sebidang tanah, hanya 30 persen yang bisa dijadikan bangunan rumah dijual. Sisanya dijadikan ruang terbuka hijau (RTH) atau fasilitas umum terbuka. Dengan aturan KDB ini, tentu saja membuat harga rumah dijual di Jakarta Selatan menjadi lebih tinggi dibanding kawasan dengan KDB lebih tinggi. 

Pilihan Rumah Second

Perkembangan perumahan yang telah lebih dari setengah abad di Jakarta Selatan, membuat kawasan ini telah jenuh. Tak banyak lagi lahan yang tersedia untuk rumah dijual di pasar primer. Namun, bagi Anda yang berkantong cukup tebal, Anda masih bisa mencari rumah dijual di pasar sekunder alias rumah second di Jakarta Selatan. 

Belilah rumah dijual di sekitar kampus, stasiun KRL dan MRT, kawasan perkantoran, pusat belanja, dan kawasan hiburan yang memiliki potensi investasi tinggi.