Memahami Stunting dan Upaya Pencegahannya pada Anak

Tahukah Sobat Kania kalau Indonesia termasuk salah satu negara yang punya problema stunting, bahkan sebelum pandemi Covid-19? Krisis malnutrisi ini sangat mengancam generasi mendatang Nusantara jika tidak ditangani dengan tepat. Tercatat oleh UNICEF, sebanyak 2 juta anak-anak menderita kekurangan makanan dan hingga 7 juta balita Indonesia mengalami stunting.

Nah, sebagai orangtua, kamu perlu tahu apa itu stunting dan cara mencegahnya agar tidak terjadi pada si Kecil. Yuk, simak ulasan lengkapnya di bawah ini! 

Apa Itu Stunting? 

Menurut Dinas Kesehatan Indonesia, Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak, yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya. 

katadata.co.id

Banyak sekali anggapan bahwa anak pendek atau lebih kecil adalah bagian dari faktor keturunan sehingga keluarga tidak banyak melakukan tindakan pencegahan. Padahal, faktor genetika sendiri bukan merupakan penentu kesehatan yang paling signifikan, melainkan faktor perilaku dan lingkungan (sosial, ekonomi, budaya, dan politik) yang sering jadi indikator kesehatan yang baik secara jangka panjang. 

Penyebab & Ciri-Ciri Anak Mengalami Stunting

Dilansir dari berbagai sumber, ada beberapa penyebab stunting yang mungkin terjadi, yaitu kekurangan gizi pada masa kehamilan dan juga setelah dilahirkan. Bahkan, ada pula konsensus yang menyatakan bahwa risiko stunting bisa terjadi jika wanita tidak memperhatikan kesehatan tubuh sejak bahkan belum hamil. Oleh sebab itu, problema stunting ini harus diberantas dari akarnya, yaitu edukasi pentingnya gizi dan nutrisi yang tepat untuk kaum wanita di negara yang masih terancam stunting. 

worldbank.org

Nah, untuk ciri-ciri anak stunting tentu tidak bisa hanya dilihat dari bentuk fisiknya yang tergolong pendek. Menurut Kemenkes RI, balita bisa diketahui stunting bila sudah diukur panjang atau tinggi badannya, lalu dibandingkan dengan standar, dan hasil pengukurannya ini berada pada kisaran di bawah normal. Beberapa ciri lain yang menandakan bahwa anak mengalami stunting adalah sebagai berikut:
  • Pertumbuhan melambat.
  • Wajah tampak lebih muda dari anak seusianya.
  • Pertumbuhan gigi terlambat.
  • Performa buruk pada kemampuan fokus dan memori belajarnya.
  • Usia 8-10 tahun anak menjadi lebih pendiam, tidak banyak melakukan kontak mata terhadap orang di sekitarnya.
  • Berat badan balita tidak naik bahkan cenderung menurun.
  • Perkembangan tubuh anak terhambat, seperti telat menarche (menstruasi pertama anak perempuan).
  • Anak mudah terserang berbagai penyakit infeksi.

Cara Mencegah Stunting dengan Tepat

Sebagai salah satu fokus kesehatan anak di Indonesia, upaya pencegahan stunting telah diatur sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016 dalam panduan Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga. Upaya pencegahannya dapat dilakukan mulai dari masa ibu hamil dan juga untuk balita, anak, dan anak remaja.

1. Mencegah stunting untuk ibu hamil dan bersalin

fnha.ca

Pemenuhan nutrisi dan gizi pada masa kehamilan sangat penting dilakukan agar sang buah hati terhindar dari stunting saat lahir. Berikut upaya pencegahan stunting pada ibu hamil:

  • Pemantauan kesehatan secara optimal beserta penanganannya dan memenuhi kebutuhan nutrisi sejak masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun atau 1.000 hari pertama kehidupan bayi.
  • Pemeriksaan kehamilan atau Antenatal care (ANC) secara rutin dan berkala.
  • Melakukan proses persalinan di fasilitas kesehatan terdekat, seperti dokter, bidan, maupun puskesmas.
  • Memberikan makanan tinggi kalori, protein, serta mikronutrien untuk bayi.
  • Melakukan deteksi penyakit menular dan tidak menular sejak dini.
  • Memberantas kemungkinan anak terserang cacingan.
  • Melakukan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan penuh.

2. Mencegah stunting pada anak balita

bbmundo.com

Dalam pertumbuhan balita, ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk mencegah stunting, yaitu:

  • Rutin memantau pertumbuhan perkembangan balita.
  • Memberikan makanan tambahan (PMT) untuk balita.
  • Melakukan stimulasi dini perkembangan anak.
  • Memberikan pelayanan dan perawatan kesehatan yang optimal untuk anak.

3. Mencegah stunting untuk anak usia sekolah

indonesiaexpat.id

Anak usia sekolah dasar ada pada masa pertumbuhannya. Oleh karena itu, kamu harus mencegah stunting dengan cara berikut:

  • Memberikan asupan gizi sesuai kebutuhan harian anak.
  • Mengajarkan anak pengetahuan terkait gizi dan kesehatan.

4. Mencegah stunting untuk anak remaja (14-17 tahun)

healthtalk.unchealthcare.org

Kasus stunting pada remaja tidak bisa diobati, tapi masih bisa dilakukan perawatan, seperti:

  • Membiasakan anak untuk melakukan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), pola gizi seimbang, tidak merokok, dan tidak memakai narkoba.
  • Mengajarkan anak mengenai kesehatan reproduksi.

Ingat untuk para ibu dan seluruh keluarga untuk lebih telaten memeriksakan kesehatan anak dan diri sendiri, terutama saat kondisi hamil agar asupan gizi bayi tercukupi. Bersama, kita bisa lawan problem stunting pada anak Indonesia. Semoga informasi dari Kania bermanfaat, ya!

Temukan ragam informasi menarik lainnya di Dekoruma! Selain menyediakan artikel, Dekoruma juga jual furniture online, lho. Ada banyak pilihan furnitur multifungsi dan space-saving yang akan membuat fungsi ruang di hunian kamu makin maksimal. Dekoruma jual meja & kursi makan, nakas, sofa, lemari pakaian, stool, dan meja TV.

Tak hanya itu, aneka dekorasi fungsional seperti lampu hias, cermin, dan karpet juga tersedia. Yuk, langsung saja kepoin laman Dekoruma!