Karena masih single, ada banyak hal yang sebenarnya belum terlalu Kania pahami soal mengasuh anak-anak. Contohnya, Kania baru tahu mengenai MPASI karena kakak perempuan Kania sedang menerapkan hal tersebut ke anak laki-lakinya yang sedang beranjak satu tahun.

Meskipun begitu, Kania lumayan penasaran dengan hal ini, apalagi Kania lumayan sering membantu menjaga dua keponakan kecil Kania. Tapi terkadang, Kania suka kehabisan ide mau ngapain saja dengan mereka. Nah, saat ini, sensory play sedang banyak digemari oleh para ibu dan dimainkan oleh anak-anak. Supaya kita sama-sama lebih paham mengenai permainan ini, Kania mengundang seorang ibu yang juga parenting blogger yaitu Nesya dari Productive Mamas.

Mari langsung kita simak saja sesi tanya jawab Kania dengan Nesya di bawah ini!

 

 

  1. Halo Nesya, sebelum memulai interview ini, boleh cerita sedikit tentang diri kamu dan tentang Productive Mamas?

Hi! Aku seorang ibu rumah tangga dan parenting blogger dengan 1 anak laki-laki bernama Aldio (currently pregnant with the second one).

Aku memulai blog Productive Mamas karena aku memang passionate dengan dunia anak, serta empowering motherhood. Awalnya aku memiliki hobi bermain dan membuat mainan sendiri dengan Dio. Selain itu aku juga sering berpergian ke tempat wisata keluarga, serta mencoba berbagai hobi/workshop baru.

Aku kemudian berpikir, sayang rasanya kalau pengalaman-pengalaman tersebut tidak dibagikan ke sesama ibu. karena itu, lahirlah blog Productive Mamas, tempat dimana bisa berbagi inspirasi seputar anak dan motherhood serta men-encourage gaya hidup yang produktif, aktif dan kreatif.

 

 

  1. Dilihat dari blog Productive Mamas, kamu sering melakukan berbagai aktivitas menarik dengan Dio terutama sensory play. Sebenarnya apa sih sensory play itu?

Sensory play adalah permainan anak yang melatih dan menggunakan satu indera atau lebih (penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecap dan peraba). Sensory play bisa dimainkan mulai dari anak usia 6 bulan sampai dengan 3 tahun (atau lebih).

 

 

  1. Apa saja jenis sensory play?

Sebenernya sensory play tidak hanya sebatas mainan yang kita buat saja ya. Apapun yang menstimulasi sensorik anak seperti bermain air/mandi, memegang dedaunan dan pohon, berjalan di tanah ataupun rumput, semuanya juga merupakan sensory play. Namun karena kita tinggal diperkotaan dimana anak jarang terekspos dengan alam dan sekitarnya jadi ya kita buatlah permainan yang menstimulasi sensori di dalam rumah.

Yang paling sering dimainkan oleh Dio biasanya yang menstimulasi penglihatan dan peraba, seperti membuat playdough sendiri, oobleck, bermain dengan es warna, kacang-kacanganan, jelly dan masih banyak lagi.

 

 

  1. Dari mana biasanya Nesya mendapatkan ide untuk membuat sensory play ini?

Dulu paling sering dari Pinterest. Pinterest luar biasa menginspirasi sih, salah satu alasan aku buat blog juga karena setiap browsing Pinterest selalu terinspirasi sama para ibu-ibu di luar sana yang mempunyai blog yang keren-keren banget. Selain Pinterest aku juga senang mengumpulkan buku kegiatan anak. Sekarang juga sudah banyak sekali ibu-ibu di yang rajin membuat mainan untuk anaknya dan membagikan tipsnya via Instagram.

 

 

  1. Apakah manfaat sensory play untuk anak?

Permainan ini berguna untuk mendorong anak belajar observasi, menstimulasi indera, dan membangun hubungan syaraf di otak. Jadi, sambil bermain anak akan banyak berimajinasi. Selain itu membuat mainan untuk anak juga dapat membangun ikatan yang kuat antara orang tua dan anak dan menciptakan  quality time yang berhatga.

 

 

  1. Kalau Nesya dan Dio sendiri, sensory play apa yang menjadi favorit kalian?

Kalau favoritnya Dio biasanya membuat es warna-warni, lalu esnya lama-lama mencair kan jadi air. Dio sih betah banget main permainan yang berhubungan dengan es dan air itu. Bisa sampai 3 jam lebih kalau nggak di stop. Oobleck (campuran tepung maizena, air plus pewarna makanan) juga bisa membuat Dio betah main berjam-jam.

 

 

  1. Selain bermain dengan sensory play, aktivitas apa lagi yang biasanya Nesya lakukan dengan Dio?

Banyak sih. Jujur karena usia Dio sekarang di atas 3 tahun jadi kami lebih banyak bermain yang mendukung ke fine dan gross motor skill-nya. Sekarang sih dia banyak lebih memilih untuk baca buku dan bermain mainan. Tapi aku sangat selektif dengan mainan yang dimainkan oleh Dio.

Kebanyakan mainan yang aku berikan adalah mainan edukatif yang dapat melatih imajinasinya atau open ended play. Contohnya mainan model balok-balok kayu, magnet, lego, yang lepas pasang dimana dia bisa membangun sesuatu menggunakan kreativitas dan imajinasinya.

 

 

  1. Ada tips dari Nesya untuk para ibu yang baru pertama kali mencoba sensory play?

Untuk yang baru pertama kali, yang pastinya sabar dan tidak perlu memaksa kehendak pada anak. Awalnya, mungkin si kecil tidak mau menyentuh permainan tersebut karena basah, lembek ataupun messy.

Namun kalau sudah terbiasa, lama-kelamaan anaknya akan menikmati dan senang bermainnya. Tipe permainannya ada banyak, jadi coba disesuaikan saja dengan mood atau kemauan anak. Untuk mamanya juga harus sabar ya membersihkannya, karena pastinya akan kotor sekali tapi worth it kok demi anak.

 

 

Terima kasih banyak Nesya sudah mau berbagi dengan Kania dan teman-teman sekalian mengenai sensory play ini. Ternyata, tidak sulit ya untuk membuat permainan yang mengasah sensorik anak-anak. Kita bisa memanfaatkan benda-benda di sekitar tanpa harus repot membelinya. Untuk inspirasi sensory play lainnya, kamu juga bisa cek di blog Productive Mamas.

Oh iya, kalau kamu juga punya ide untuk permainan sensory play, kamu juga bisa langsung share dengan Kania di Instagram dan Facebook! ^^

 

Foto dari Danesya Juzar / Productive Mamas