Kamu ingin bercocok tanam tapi lahan rumah yang sempit jadi penghalang? Tak usah khawatir, Kania punya solusinya yaitu vertikultur. Sistem bercocok tanam ini berbentuk vertikal. Vertikultur hadir di tengah-tengah populasi manusia yang semakin bertambah sehingga mempengaruhi lahan daratan bumi yang semakin sempit. Padahal, permintaan akan bahan pangan meningkat.

Dengan menggunakan sistem bertanam vertikultur, kamu bisa mendapatkan sayuran hingga buah-buahan sendiri tanpa harus pergi ke pasar. Vertikultur bisa diterapkan baik di dalam dan luar ruangan. Vertikultur juga memperbolehkan kamu untuk menggunakan berbagai macam media tanam, lho. Tanpa berlama-lama lagi, mari kita kupas lebih dalam seputar sistem bercocok tanam ini!

Apa itu vertikultur?

shutterstock.com

Nama vertikultur berasal dari dua kata dalam Bahasa Inggris yaitu vertical (vertikal/berdiri) dan culture (budaya). Dari dua kata tersebut, dapat dikatakan definisi vertikultur adalah budaya bercocok tanam yang dilakukan secara bertingkat atau vertikal. Karena bentuknya ini, vertikultur sangat cocok diterapkan pada tempat tinggal atau lahan yang sempit. Tak perlu bingung, kamu bisa menggunakan ragam penopang kebun vertikal dan pengganti pot, seperti rak susun, rak gantung, pipa, botol air minum bekas, hingga pot bekas.

Sistem bertanam ini nggak hanya terbatas pada penghematan ruangan, lho. Vertikultur juga berfungsi sebagai cara penghijauan yang mudah diterapkan di daerah perkotaan dan pemukiman sehingga lebih asri dan hijau. Bentuk dukunganmu terhadap penghijauan kota pun bisa dimulai lewat vertikultur.

Kelebihan vertikultur

Ada beberapa kelebihan yang bisa kamu terima saat kamu menanam tanaman kesayanganmu secara vertikultur. Apa sajakah itu?

Menghemat ruang

shutterstock.com

Seperti yang sudah dijabarkan sebelumnya, vertikultur nggak butuh lahan yang luas. Hal ini dikarenakan tanaman disusun ke arah atas.  Sisa ruangnya pun bisa kamu gunakan untuk menaruh barang seperti bean bag hingga digunakan untuk aktivitas lainnya yang lebih leluasa.

Bisa menikmati hasil panen sendiri

shutterstock.com

Kebun kecil-kecilan bisa jadi berkat buat kamu dan keluargamu. Beragam jenis sayuran dan buah bisa kamu kembangbiakkan. Hasilnya, kamu bisa mengonsumsi sayuran dan buah tanpa harus pergi ke pusat perbelanjaan terdekat. Kualitasnya pun nggak perlu diragukan lagi karena kamu sendiri yang memantau pertumbuhannya setiap waktu.

Resiko gulma lebih kecil

shutterstock.com

Apabila bercocok tanam dengan sistem horizontal bisa memicu banyaknya gulma, berbeda dengan vertikultural. Karena bentuknya yang vertikal, kamu nggak perlu sering melakukan penyiangan karena kemungkinannya kecil terdapat gulma atau rumput liar. Yang kedua, kamu nggak perlu menggunakan banyak pestisida untuk usir hama.

Hemat pupuk

shutterstock.com

Dalam sistem  vertikultur, wadah yang digunakan memiliki luas yang terbatas. Hal ini membuat pupuk tak akan pergi ke mana-mana atau larut terbawa arus air hujan maupun air biasa yang kamu beri saat penyiraman. Dengan begitu, kamu bisa menghemat pupuk sebagai sumber nutrisi tanaman.

Mudah dipindahkan

shutterstock.com

Selain menghemat pupuk, wadah vertikultur yang tak sebesar bercocok tanam biasa membuatnya mudah dipindahkan dari satu tempat ke tempat yang lain. Saat memindahkannya, kamu harus berhati-hati agar bunga atau buahnya tidak rontok.

Lebih estetik

shutterstock.com

Bentuknya yang vertikal bisa kamu atur sedemikian rupa sehingga taman vertikultur milikmu terlihat indah. Sistem bercocok tanam ini juga mampu memunculkan kreativitasmu dalam menentukan wadah tanaman yang kebanyakan berasal dari barang bekas. Kamu bisa mengombinasikan botol minum bekas dengan ditempel zig zag pada dinding. Pipa atau bambu bisa kamu sulap menjadi wadah yang mampu menampung banyak tanaman.

Apa media tanam yang cocok untuk vertikultur?

Terdapat dua media tanam yang kerap digunakan dalam dunia bercocok tanam yaitu media tanah dan non-tanah atau hidroponik. Keduanya bisa kamu gunakan pada vertikultur. Namun, media tanah dan hidroponik punya keunggulannya masing-masing.

Media tanah

shutterstock.com

Media ini paling sering digunakan. Tanah mampu memberikan nutrisi dan unsur hara yang diperlukan tanaman. Bahkan, tanah bisa jadi tempat cadangan air. Untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal, kamu bisa mencampurkan tanah dengan media lain yang mempunyai nutrisi yang tak dimiliki tanah atau sekedar memberikan tambahan nutrisi.

Media hidroponik

shutterstock.com

Tak disangka, tanaman juga bisa bertumbuh dengan baik pada media tanam air atau hidroponik. Apabila tanah berfungsi sebagai media tanam dan penyangga, hidroponik menggunakan media tanam yang ramah lingkungan, seperti sekam bakar, rockwool, dan cocopeat. Bedanya dengan tanah, penyangga tanaman ini melalui proses sterilisasi sehingga lebih bersih dan resiko adanya gulma kecil.

Keuntungan menggunakan media tanam ini adalah kamu nggak perlu banyak melakukan penyiraman karena sudah berair setiap saat. Pula, lahan bercocok tanam lebih bersih dan nggak berantakan seperti media tanah.

Jadi, kapan kamu akan memulai bercocok tanam dengan sistem vertikultur? Ada baiknya kamu melaksanakannya secepat mungkin supaya hunianmu terlihat lebih asri. Pula, kamu juga bisa menikmati hasil panen dari vertikultur buatanmu sendiri. Yuk, mulai bertanam dengan sistem vertikultur!

Sedang mencari furnitur untuk halaman rumahmu? Dekoruma adalah solusi yang tepat! Ada banyak pilihan furnitur untukmu, Dekoruma jual rak display, meja kopi, kursi teras, kursi malas, hingga kursi panjang dengan model-model yang kekinian.

Tak hanya itu saja, bagi kamu yang hobi masak, Dekoruma juga menyediakan aneka peralatan memasak yang lengkap, lho! Dekoruma jual saringan, panci, wajan, spatula, cetakan kue, dan masih banyak lagi. Yuk, langsung saja cek semuanya di Dekoruma!