Seiring dengan semakin terbukanya akses pendidikan bagi perempuan, profesi ibu rumah tangga mulai bertransisi menjadi pekerjaan paruh waktu karena ibu yang bekerja kian dianggap lumrah. Bahkan dalam lingkungan masyarakat modern, perempuan semakin mungkin bekerja sambil menjalankan perannya sebagai ibu rumah tangga. Tak heran, banyak yang menyayangkan bila perempuan berpendidikan tinggi memilih untuk menjadi ibu rumah tangga secara purnawaktu.

Pekerjaan ibu rumah tangga sudah terlanjur dianggap sebagai pekerjaan sepele karena tidak memerlukan keterampilan intelektual khusus. Padahal, aktivitas sehari-hari yang dijalankan oleh para ibu rumah tangga tak ubahnya seperti pekerjaan profesional. Dalam praktiknya, seorang ibu rumah tangga dituntut berdedikasi secara penuh dan berpikir kreatif saat menyelesaikan permasalahan rumah tangga dalam waktu sempit.

Kelima alasan ini membuktikan bahwa profesi ibu rumah tangga sama sekali tidak bisa dipandang sebelah mata.

Jam Kerja yang Lebih Panjang

shutterstock.com

Dibalik pengucilan yang ditujukan pada profesi ibu rumah tangga, ada juga anggapan bahwa ibu rumah tangga jauh lebih beruntung karena bisa bekerja di rumah. Tidak harus tergesa-gesa berangkat ke kantor dan mengalami stres karena macet.

Namun berdasarkan akumulasi jam kerja, pekerjaan ibu rumah tangga menghabiskan jam kerja yang lebih panjang dibandingkan pegawai kantor pada umumnya.

Menukil Independent, berdasarkan penelitian yang melibatkan 2.000 ibu rumah tangga yang memiliki anak berusia 5-13 tahun, lamanya jam kerja yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan mereka adalah 14 jam dalam sehari, berarti 98 jam dalam seminggu. Angka ini lebih besar 25% dari total jam kerja karyawan swasta selama seminggu.

Seorang ibu rumah tangga mempersiapkan kebutuhan anggota keluarga lain dari sejak dini hari. Bahkan, hari mereka hanya berakhir saat semua anggota keluarga lain sudah rehat. Hal inilah yang membuat ibu rumah tangga tidak terlepas dari stres yang biasanya diasosiasikan kepada pekerja kantor.

Bekerja Tanpa Henti

shutterstock.com

Menyangkut beban pekerjaan, ibu rumah tangga juga memiliki tuntutan pekerjaan yang lebih ketat dibandingkan karyawan biasa. Masih dari penelitian yang sama, sebanyak 40% ibu rumah tangga merasa dirinya dihantui oleh daftar pekerjaan yang tidak pernah berakhir.

Penelitian lain yang dilakukan oleh seorang ahli optik dari Juleye pada tahun 2013 membenarkan hal ini. Setidaknya terdapat 26 daftar pekerjaan yang harus diselesaikan oleh ibu rumah tangga dalam satu hari, ini mencakup berbelanja keperluan dan peralatan rumah tangga sampai membimbing anak menyelesaikan pekerjaan rumah mereka.

Tidak Banyak Memiliki Waktu untuk Diri Sendiri

shutterstock.com

Padatnya aktivitas yang dijalani ibu rumah tangga, membuat mereka kehilangan banyak waktu untuk pemberdayaan diri. Rata-rata dalam sehari mereka hanya memiliki waktu 1 jam 7 menit untuk dirinya sendiri.

Jadi, jangan berpikir kalau ibu rumah tangga pekerjaannya hanya memasak di dapur kecil, menonton sinetron atau bergosip dengan tetangga saja. Tidak ada waktu bagi mereka untuk bermalas-malasan atau mengunjingkan orang lain sebab waktu yang mereka miliki untuk diri sendiri hampir tidak ada.

Multitasking dan Multiprofesi

shutterstock.com

Jenis pekerjaan yang harus diselesaikan oleh ibu rumah tangga sangat bervariasi, menuntut mereka untuk menguasai berbagai bidang keahlian.

Demi memastikan kesehatan setiap anggota keluarga, ibu rumah tangga harus pandai meracik makanan lezat nan bergizi di dapur dan merapikan rumah. Ibu rumah tangga juga perlu piawai mengatur keuangan keluarga.

Kala anak kesulitan mengerjakan pekerjaan rumah, ibu rumah tangga harus siap sedia menjadi sosok guru bagi si kecil. Di sela-sela mengerjakan pekerjaan rumah pun, ibu rumah tangga dituntut untuk pandai membagi waktu demi keharmonisan keluarga.

Sering Merasa Kesepian

shutterstock.com

Tuntutan pekerjaan yang begitu besar pastinya sangat berpengaruh bagi kondisi fisik dan psikis ibu rumah tangga. Apalagi hampir sebagian besar pekerjaan rumah tangga mereka selesaikan seorang diri. Tak jarang mereka dilingkupi perasaan kesepian bahkan depresi.

Kesehatan psikis ibu rumah tangga yang menurun dapat juga diperparah dengan kurangnya rasa empati dari lingkungan sekitar. Ibu rumah tangga yang mengeluh kerap dianggap pemalas atau tidak becus menjadi ibu, sehingga tidak ada medium baginya untuk mengeluarkan keluh kesah yang tertumpuk di dalam dirinya.

Untuk kamu yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga, kini tidak perlu lagi merasa rendah diri. Kania percaya bahwa Stay-at-home mom sama kerennya kok dengan working mom. Selain merupakan pekerjaan yang paling sulit, profesi ibu rumah tangga juga merupakan pekerjaan yang paling penting. Jadilah, super mom terbaik bagi anak dan keluarga kalian masing-masing.

Kamu sedang mencari furnitur baru untuk hunianmu? Dekoruma jual furnitur online dengan model dan ukuran yang beragam, lho! Mulai dari sofa, lemari pakaian, meja makan, dan kursi kantor. Dekoruma juga jual sprei, bantal guling, dan kasur sebagai pelengkap aktivitas tidur kamu. Tunggu apa lagi? Yuk, wujudkan rumah impianmu bersama Dekoruma!