Banyak orang menganggap kalau rumah berantakan, pusing untuk memulai bebenah rumah sehingga muncul perasaan enggan yang berakhir dengan penundaan sesi bersih-bersih rumah. Padahal, merapikan rumah berantakan dapat memulihkan kondisi fisik dan mental para penghuni rumah.

Dr. Eva Selhub, penulis buku Your Health Destiny: How to Unlock Your Natural Ability to Overcome Illness, Feel Better, and Live Longer, menitikberatkan pentingnya rumah rapi yang berarti mempunyai lebih banyak waktu untuk diri sendiri, sehingga membolehkan hidup yang lebih seimbang. Tak hanya itu, pusing rumah berantakan dalam jangka panjang hanya akan berdampak buruk bagi kesehatan keluarga dan diri sendiri.

Efek domino dari menghabiskan waktu di rumah berantakan tentu perlu dihindari. Walaupun telah mengikuti cara merapikan rumah berantakan, percuma bila tidak ada motivasi dari diri sendiri untuk menjaga kerapian rumah secara terus-menerus.

1. Redakan stres

Sebuah studi dari Personality and Social Psychology Bulletin menemukan bahwa wanita dengan rumah berantakan mempunyai tingkat kortisol—hormon yang dihasilkan saat stres—yang lebih tinggi dibandingkan mereka dengan rumah rapi. Melihat kondisi rumah berantakan memiliki efek yang signifikan terhadap tingkat stres karena otak sibuk menentukan merapikan rumah berantakan harus mulai dari mana.

Jika memang tak sanggup untuk merapikan rumah berantakan dalam satu hari, terapkanlah metode bersih-bersih rumah 20/10 yang dianggap lebih mudah dari metode KonMari karena membolehkan kamu beristirahat di tengah sesi bersih-bersih.

2. Menjaga pola makan sehat

Menerapkan pola makan sehat ternyata dipengaruhi oleh kondisi rumah berantakan, yang diilustrasikan oleh lingkungan tempat kerja kita. Sebuah studi dalam jurnal Psychological Science menemukan bahwa mereka yang bekerja di ruangan rapi selama 10 menit mempunyai kecenderungan sebanyak dua kali lipat untuk memilih apel daripada cokelat dibandingkan mereka yang bekerja di ruangan berantakan.

Dr. Selhub menjelaskan bahwa stres dipicu saat melihat kondisi rumah berantakan, sehingga otak cenderung beralih ke coping mechanisms seperti memilih makanan cepat saji. Jika sudah rapi, penghuni akan dipermudah untuk menerapkan pola makan sehat.

3. Menjaga hubungan baik

Rumah berantakan menghalangi penghuni untuk menjaga hubungan baik dengan orang lain karena rasa malu yang muncul ketika mengundang tamu. Dr. Selhub menekankan kondisi rumah berantakan dapat menjadi penghalang fisik dan mental yang memisahkan seseorang dari hubungan dengan orang lain.

4. Meningkatkan produktivitas

Tak hanya mengganggu, Journal of Neuroscience melaporkan bahwa memerhatikan terlalu banyak hal pada saat yang bersamaan akan menghalau kemampuan otak untuk memproses informasi. Terutama bagi mereka yang kerja dari rumah, kondisi rumah berantakan hanya akan mengurangi tingkat produktivitas sehingga mereka akan kekurangan waktu untuk menjalankan gaya hidup sehat.

5. Tidur lebih nyenyak

Menurut sebuah survei dari National Sleep Foundation, 19 persen dari mereka yang merapikan tempat tidur setiap pagi mempunyai kualitas tidur lebih baik dan 75 persen tidur lebih nyenyak ketika sprei tempat tidur bersih karena mereka lebih nyaman untuk tidur secara fisik.

Tak hanya akan mengurangi kemungkinan susah tidur karena stres, membiasakan diri untuk merapikan rumah berantakan, terutama kamar tidur, akan menyediakan waktu istirahat yang lebih menenangkan.

Rumah berantakan sebenarnya dapat dielakkan. Lebih dari sekadar mengandalkan alat kebersihan untuk membersihkan rumah, rumah berantakan perlu dirapikan dengan menyediakan rangkaian organizer agar rumah selalu terorganisasi dengan baik. Demi kesehatan diri dan keluarga, ayo rapikan rumah berantakan sekarang!