Kehidupan masa kini mengajukan pertanyaan yang penting: apa gaya desain interior hunian yang sesuai agar dapat menjalani gaya hidup esensial yang membahagiakan?

Rumah tradisional Jepang identik dengan nuansa yang menenangkan jiwa. Sementara itu, gaya desain Skandinavia memegang teguh prinsip kebahagiaan melalui keseimbangan dalam hidup. Menjawab pertanyaan masyarakat masa kini, hadirlah gaya desain Japandi, gabungan antara kedua desain dari dua belahan dunia berbeda yang menyatu secara harmonis.

Tak hanya membentuk perspektif baru terhadap arti dari gaya hidup minimalis, Japandi (Japanese-Scandi) menerapkan gaya hidup esensial yang berpaku pada memegang erat hal-hal yang paling dibutuhkan dalam hidup.

Unsur Japanese dalam Gaya Desain Japandi

Gaya desain Japandi mengusung konsep Wabi-sabi, menghargai keindahan dalam ketidaksempurnaan. Hal ini bukan berarti kamar berantakan tak perlu dirapikan, namun lebih kepada menikmati hidup yang lebih terorganisasi.

Selain merapikan rumah mengikuti metode Konmari, gaya desain Japandi juga menitikberatkan pentingnya menikmati alam dan kehijauan sekitar. Tak heran jika hunian juga perlu menghadirkan unsur alam melalui tanaman hias dalam ruangan ataupun furnitur dari bahan alami seperti kayu dan rotan.

Unsur Scandinavia dalam Gaya Desain Japandi

Gaya desain Japandi mengusung konsep Lagom, mencari keseimbangan dalam hidup. Disebut-sebut sebagai kunci kebahagiaan hidup oleh masyarakat Swedia, keseimbangan dalam hidup dicapai untuk memenuhi kebutuhan jiwa dan raga.

Bukan hanya fokus mencapai work-life balance, penghuni juga diharapkan dapat menjalankan gaya hidup esensial, difasilitasi oleh gaya desain Japandi. Hal ini meliputi menjaga asupan makan yang sehat dan seimbang demi kebutuhan raga.

Penerapan Japandi dalam Desain Hunian

Gaya desain Japandi menunjang gaya hidup esensial yang berpusat pada kecukupan dalam hidup. Perubahan lingkungan hidup dapat menjadi motivasi untuk menerapkan gaya hidup esensial yang mempunyai manfaat berlimpah bagi penghuni tempat tinggal tersebut.

Pengaruh gaya desain Skandinavia dan Jepang terlihat jelas dari pemilihan skema warna dan material dalam hunian. Mulai dari dominasi warna putih pada dinding, furniture yang didominasi material light wood, hingga peletakan tanaman hias dalam ruangan, tampak jelas gaya desain Japandi mementingkan kesederhanaan dan elemen alam.

Tak hanya peletakan furnitur yang esensial saja, gaya desain Japandi juga mementingkan suasana yang dihadirkan dalam hunian. Selain merapikan rumah berantakan dengan menyusun barang sesuai kategori, peletakan dekorasi seperti pajangan motif geometris yang simpel tapi unik, serta cushion motif untuk aksen ruang, juga diperlukan untuk melengkapi gaya desain Japandi.

Penerapan Japandi dalam Kehidupan

Selain mengubah gaya desain hunian, menerapkan kebiasaan-kebiasaan baik agar gaya hidup lebih berpusat pada yang esensial atau paling dibutuhkan dalam hidup juga bagian dari penerapan Japandi. Konsep Lagom, mencari keseimbangan dalam hidup, menjadikan work-life balance sebagai prioritas saat menjalankan hidup sehari-hari.

Terlepas dari gaya desain yang kini diusung, kebutuhan jiwa dan raga seperti yang diprioritaskan dalam konsep Lagom perlu diperhatikan. Mulai dari menjaga pola makan sehat dengan mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang, meluangkan waktu untuk me time, hingga berhenti kerja lewat dari jam 8 malam,

Utamanya, gaya desain Japandi menitikberatkan keseimbangan dalam hidup yang dicapai dari kenyamanan dalam properti hunian yang sederhana. Tak sekadar mengadopsi gaya desain Japandi pada hunian, pastikan kamu mengerti bahwa gaya hidup esensial yang hanya fokus terhadap hal-hal yang paling dibutuhkan seperti kebutuhan jiwa dan raga juga merupakan kunci agar hidup lebih bahagia.