Kayu merupakan material yang sering dipakai sebagai bahan dasar furnitur karena sumbernya cukup banyak dan pengolahannya relatif mudah, khususnya di Indonesia yang memiliki tingkat kerajinan kayu yang tinggi. Kayu sering menjadi pilihan utama di rumah orang Indonesia karena warnanya yang cenderung hangat dan dapat memberikan sentuhan alami.

Kayu solid adalah kayu yang diolah secara langsung dari jenis pohon kayu tersebut dan biasanya cukup digemari karena memiliki tingkat ketahanan dan keawetan yang tinggi. Dengan mengenal berbagai pilihan jenis kayu solid, kamu dapat lebih mudah memilih furnitur yang cocok dengan warna ruang atau style rumah kamu. Selain itu, jenis kayu solid juga memiliki perbedaan dalam cara merawatnya dan perlu dijadikan pertimbangan saat membeli.

Foto oleh Dekoruma

Sebelum membahas jenis kayu solid satu per satu, Kania mau menjelaskan dahulu kalau kayu punya standar kelas kekuatan dan keawetan khusus. Semakin kecil nomor kelas yang dimiliki kayu tersebut, semakin tinggi pula kualitasnya. Jadi, kayu solid dengan kelas keawetan I cenderung dapat bertahan lebih lama dibandingkan kayu dengan tingkat keawetan II.

Selain dari kualitas kayu bawaan, proses pengolahan kayu solid juga menentukan kekuatan dan keawetannya, lho. Maka itu, ada yang namanya proses pengeringan kayu dengan oven. Kenapa? Karena kayu yang lebih kering jadi lebih tahan terhadap air dan rayap, tentunya warna kayu yang dimiliki juga jadi terlihat lebih menarik. Maka itu kayu yang di oven memiliki kualitas yang lebih baik dibanding yang tidak di oven, peminatnya pun tentu lebih banyak.

Nah, untuk lebih jelasnya, berikut adalah jenis-jenis kayu solid yang sering diolah menjadi furnitur.

Kayu Mahoni

Foto dari wood-database.com

Kayu mahoni merupakan salah satu jenis kayu khas daerah tropis. Warna bagian tengah kayu mahoni kebanyakan berwarna merah muda (bisa dibilang terlihat pucat), tetapi ada juga kayu mahoni yang berwarna merah tua, sementara bagian tepi kayu selalu berwarna putih.

Kayu mahoni merupakan jenis kayu yang memiliki kualitas baik dengan kelas kuat II dan awet III, tetapi kayu ini tidak disarankan untuk penempatan yang bersentuhan secara langsung dengan tanah karena risiko terkena rayap dan tentunya kelembaban harus dijaga. Kayu ini sangat popular karena mudah ditemukan sehingga harga tidak tinggi, apalagi warna alami kayu kemerahan cantik cocok untuk diolah jadi furnitur seperti kursi, lemari, dan pemanis untuk sofa.

Kayu Jati

Foto dari wood-database.com

Kayu Jati banyak tumbuh di hutan tropis Asia Tenggara. Lapisan minyak pada kayu jenis ini kaya sehingga membuatnya menjadi sangat tahan air. Minyak ini pula yang menyebabkan kayu jati untuk furnitur terlihat selalu bersinar dan tahan dibiarkan dalam jangka waktu lama bahkan diluar ruangan sekalipun. Hal ini membuat kayu jati dapat digunakan sebagai furnitur dalam maupun luar ruangan, seperti kursi makan dan lainnya.

Kayu Jati memiliki warna coklat kemerahan yang dapat berubah menjadi lebih muda setelah terkena sinar matahari. Kayu ini memiliki kelas kekuatan I dan keawetan I-II karena tahan terhadap air dan cuaca yang lembab, kayu ini juga anti bakteri dan tak mudah lapuk sehingga perawatannya menjadi cukup mudah. Salah satu keunggulan kayu ini adalah tingkat kelunakannya yang cukup tinggi sehingga dapat diukir. Meskipun lunak, seratnya yang tebal membuat kayu ini dapat tahan terhadap benturan.

Kayu Sungkai

Foto dari lantaikayoe.wordpress.com

Kayu ini sering digunakan oleh pengrajin untuk membuat furnitur dalam ruangan karena memiliki warna yang terang. Kayu Sungkai dapat diolah menjadi veneer yang warna dan coraknya banyak diminati oleh pasar. Corak kayu ini memiliki perpaduan antara warna kuning dan cokelat muda, yang dapat memberikan suasana segar dan cerah sebagai furnitur dalam ruangan, seperti kursi dan lemari.

Penggunaan kayu ini disarankan bukan untuk keperluan outdoor kecuali dengan pengolahan khusus, karena berada di kelas kekuatan II-III dan kelas awet III, yang beresiko terhadap serangan rayap dan air. Kayu ini tetap popular digunakan karena mudah ditemukan sehingga harganya tidak begitu tinggi.

Kayu Sonokeling

Foto dari wood-database.com

Kayu Sonokeling merupakan kayu yang memiliki corak yang indah, bewarna cokelat gelap dengan alur-alur berwarna hitam membuat kayu ini terlihat sangat eksotis, sehingga sering disebut sebagai Rosewood-nya Indonesia. Pohon ini banyak tumbuh di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur terutama di daerah-daerah yang berbatu dan agak kering.

Kayu Sonokeling termasuk kayu keras dengan kekuatan di kelas II dan kelas awet I, sehingga sering dimanfaatkan untuk membuat berbagai jenis produk, mulai dari furnitur, alat musik, hingga alat-alat olah raga. Karena kekuatannya tersebut, kayu ini juga sering menjadi bahan konstruksi dan kusen.  Kayu Sonokeling juga memiliki kadar air yang rendah serta cukup menghasilkan minyak kayu membuatnya sangat tahan akan serangan rayap dan jamur pembusuk kayu.

Kayu Pinus

Foto dari wood-database.com

Kayu pinus merupakan jenis kayu yang mudah didapatkan sehingga harganya tidak terlalu tinggi. Ciri dari kayu ini adalah memiliki warna yang cerah dengan serat halus. Kayu pinus adalah kayu yang tergolong lunak sehingga mudah diolah, membuatnya popular jadi furnitur dalam ruangan seperti kursi, meja, dan lemari. Kayu ini memiliki kelas kuat II dan kelas awet II, sehingga tidak dianjurkan untuk diletakkan di tempat yang lembab karena berisiko terhadap serangan jamur dan rayap. Pengeringan secara langsung setelah kayu pinus ditebang serta laminasi dapat mengatasi permasalahan kayu pinus yang lunak dan mudah terserang jamur.

Kayu Mangga

Foto dari wood-database.com

Kayu mangga merupakan kayu buah–buahan dan mempunyai potensi cukup besar tetapi belum dimanfaatkan secara optimal sebagai salah satu alternatif untuk mengatasi kekurangan pasokan atau ketersediaan kayu solid. Kayu mangga memiliki tingkat kekuatan kelas IV dan keawetan V, sehingga perlu diolah dengan bahan pengawet yang memiliki daya racun tinggi terhadap serangga perusak kayu saat diolah menjadi furnitur. Kayu Mangga cocok untuk diolah menjadi furnitur dalam ruangan dan sebaiknya diletakkan di tempat yang tidak lembab dan bersentuhan langsung dengan tanah, karena berisiko terhadap jamur dan rayap.

Kayu Ulin

Foto dari wood-database.com

Kayu ulin adalah kayu yang banyak tumbuh di pulau Kalimantan. Kayu ini adalah salah satu jenis kayu yang paling kuat dan keras. Kayu ini sangat berat, keras, sehingga tahan terhadap kelembaban, cuaca, air, dan rayap.

Kayu ulin memiliki tingkat kekuatan kelas I dan keawetan kelas I sehingga sering dimanfaatkan untuk konstruksi, seperti sebagai bahan pembuat rumah adat berbentuk panggung bagi penduduk lokal daerah Kalimantan. Kayu Ulin juga sering dimanfaatkan oleh penduduk lokal untuk digunakan sebagai bahan kerajinan seperti patung hingga perhiasan. Kelebihan dari kayu ini yang tahan sangat kuat dan awet membuatnya cocok diolah menjadi produk kayu luar ruangan, seperti lantai deck outdoor, pagar, maupun furnitur luar ruangan.

Kayu Mindi

Foto dari wood-database.com

Kayu pohon mindi banyak tumbuh pada daerah – daerah yang beriklim tropis, seperti Indonesia.

Meskipun Kayu mindi memiliki kelas kekuatan II-III dan keawetan II-III yang merupakan tingkat sedang, kayu ini mudah diolah melalui dipotong, diserut, atau dibentuk, membuat kayu ini sering digunakan sebagai material utama berbagai macam furnitur dalam ruangan. Kayu ini mudah ditemukan sehingga harga tidak terlalu tinggi. Namun, kayu ini harus dijauhkan dari penggunakan luar ruangan untuk menghindari serangan jamur dan rayap.

Kayu Trembesi

Foto dari blog.qlapa.com

Pohon Trembesi memiliki fungsi sebagai penyerap gas CO2 yang baik. Jenis pohon ini mudah tumbuh di berbagai daerah Tropis dengan curah hujan yang tinggi mulai dari Pulau Jawa, Sumatra, Sulawesi, Maluku hingga Nusa Tenggara.

Kayu ini memiliki kekuatan kelas III dan kelas awet IV, sehingga kayu ini tidak dianjurkan ditempatkan di luar ruangan dan tempat lembab karena kayu Trembesi menghasilkan minyak kayu dan densitas yang kurang tinggi yang dapat membuat rentan serangan rayap tidak tahan air. Namun, kayu ini cukup diminati karena urat kayunya yang menawan.

Dalam pengolahan, kayu ini sering harus diolah secara besar, hingga 1.5 meter, hal ini disebabkan kekuatannya yang kurang dan cukup lentur, sehingga pengolahan kayu ini lebih condong dipotong lebih besar. Selain menjadi bahan baku Furnitur, Kayu Trembesi juga sering digunakan sebagai bahan pembuat veneer.

Kayu Birch

Foto dari wood-database.com

Kayu Birch terbagi menjadi dua jenis, yaitu Beech kuning, kayu dengan warna kuning pucat dengan bagian inti berwarna coklat kemerahan, dan Beech berwarna putih. Beech tersedia dalam bentuk siap pakai dan harganya lebih murah dari pada solid wood lainnya. Kayu ini mudah untuk diolah karena lunak, namun kayu ini memiliki kekuatan kelas IV dan kelas awet III yang membuat tidak dianjurkan untuk penempatan luar ruangan dan bersentuhan dengan tanah, untuk menghindari air. Tekanan dari benda berat juga tidak dianjurkan, karena dapat mudah merusak furnitur kayu. Kayu ini juga dianjurkan untuk di-finishing maupun cat secara berkala agar tidak mudah kotor.

Kayu Beech

Foto dari wood-database.com

Kayu beech adalah jenis kayu solid yang sering digunakan untuk konstruksi rumah maupun pembuatan furnitur, pigura, dan peralatan rumah tangga. Kayu ini memiliki kelas kekuatan IV dan awet III, membuat kayu ini tidak disarankan untuk penempatan di tempat lembab dan luar ruangan, karena rentan terhadap rayap. Tetapi, kayu ini cukup kuat terhadap air dan tahan lama.

Warna kayu beech yang putih hingga berwarna agak sedikit merah muda, tekstur kayu yang halus dengan sedikit kontur membuatnya sangat menarik digunakan sebagai furnitur seperti lemari, kabinet, dan lainnya.

Kayu Oak

Foto dari wood-database.com

Kayu Oak adalah kayu dengan kualitas bengkokan yang baik, tahan lama, dapat di-finishing dengan baik dan tahan terhadap penyerapan kelembapan atau tahan air. Kayu ini tersedia dalam dua jenis, kayu oak merah dan oak putih, dengan oak putih lebih sering digunakan karena lebih menarik. Kayu Oak popular karena memiliki warna yang cantik serta urat kayunya memiliki pola “ray flake” yang indah. Kayu Oak memiliki kekuatan kelas II dan kelas awet III, sehingga cocok untuk furnitur luar ruangan karena tahan air. Namun, kayu ini sebaiknya dihindari dari tekanan atau benturan keras karena dapat mudah merusak.

Kayu Elm

Foto dari wood-database.com

Kayu Elm adalah kayu yang cukup kuat dan dapat diolah menjadi apa pun, dengan warna cokelat gelap yang menarik, membuat cukup banyak dipakai. Kayu ini memiliki kekuatan kelas IV dan kelas awet III, sehingga hanya cocok untuk furnitur dalam ruangan. Furnitur kayu ini dianjurkan untuk diletakkan berjauhan dengan tempat lembab agar tidak rusak terhadap air dan serangga. Kayu ini juga membutuhkan perhatian khusus dalam mengolah agar dapat menjadi furnitur atau perlengkapan yang memiliki kualitas baik.

Kayu Bambu

Foto dari wood-database.com

Jenis kayu ini sering kita temui sehari-hari. Bambu memiliki kelebihan karena mudah ditemukan membuat harga tidak tinggi. Kayu ini memiliki kekuatan yang cukup kuat, ringan, elastisitas tinggi, dan ramah lingkungan saat digunakan. Namun jenis kayu ini memiliki kekurangan karena karakteristik setiap bambu yang berbeda cukup menyulitkan untuk diolah, serta detail sambungan yang cukup rumit, membuatnya harus menggunakan teknik khusus dalam pengolahan. Furnitur dengan bambu sebaiknya dijauhkan dari tempat yang lembab dan sering dilakukan pengaplikasian finishing berkala untuk menjauhkan dari serangga maupun jamur yang mudah menyerang bambu.


Kayu solid merupakan pilihan terbaik untuk furnitur kayu kalian karena kualitasnya yang variatif dan terukur sehingga mudah untuk memilih. Selain itu, aneka macam warna alami yang dimiliki jenis-jenis kayu solid membuat banyak pilihan untuk kalian. Namun, dalam merawatnya, kayu solid memiliki hal-hal yang harus kalian perhatikan untuk menjaga furnitur kayu kalian bertahan lebih lama dan menghindari kerusakan yang dapat terjadi. Berikut ini Kania akan memberitahu beberapa hal yang dapat Kalian lakukan serta harus hindari dalam menjaga keawetan furnitur kayu kalian.

Foto dari diynetwork.com

Perawatan dasar dan harian

  • Bersihkan furnitur kayu kamu secara rutin minimal sekali seminggu. Pembersihan sebaiknya dilakukan sebelum terdapat noda yang terkumpul dan nantinya sulit untuk dibersihkan. Bersihkan furnitur kamu dengan kemoceng, kain lap, maupun vacuum cleaner yang memiliki kuas. Jangan lupa hindari air atau segala jenis cairan kimia lainnya dalam membersihkan, karena dapat merusak kayu.
  • Jangan letakkan benda keras dan tajam di atas furnitur kayu kamu karena dapat membuat goresan dan merusak lapisan cat maupun finishing kayu kamu
  • Jangan letakkan benda panas di atas furnitur kayu kamu karena dapat merusak tekstur dan lapisan finishing pada kayu
  • Hati-hati terhadap cairan dengan warna yang kuat, seperti kopi ataupun tinta. Karena dapat meninggalkan bekas yang sulit dibersihkan. Apabila mengalami ketumpahan cairan tersebut, segera bersihkan secara perlahan dengan kain lap bersih, gunakan air bersih sedikit apabila dibutuhkan, dan segera keringkan bekas noda tersebut sebelum air dapat masuk ke pori-pori kayu.

Hindari paparan sinar langsung

Paparan sinar matahari secara langsung dan suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kerusakan terhadap furnitur kayu kamu. Kelembaban yang terlalu tinggi dapat mengembangkan furnitur hingga retak, sementara kelembaban yang terlalu rendah dapat mengerutkan furnitur serta memungkinkan tumbuhnya jamur dan serangga perusak lainnya, merusak furnitur kayu kamu. Maka itu, hindari meletakkan furnitur di luar ruangan tanpa penutup atas, tempat yang terlalu panas dan mengeluarkan suhu panas, atau di dekat outdoor unit pendingin ruangan, serta menjaga ventilasi dan kesegaran ruang untuk menjaga kelembaban rumah kamu.

Membersihkan Furnitur berdasarkan Finishing

Dalam membersihkan furnitur kayu, kamu harus mengetahui tipe finishing yang dimiliki furnitur kamu;

Untuk furnitur dengan finishing natural/tanpa finishing, sebaiknya hindari membersihkan dengan air. Cukup gunakan lap bersih atau vacuum cleaner untuk membersihkan debu pada furnitur. Penggunaan air tetap bisa dilakukan untuk membersihkan noda-noda yang sulit dibersihkan dengan menggunakan air hangat yang telah dicampur sabun berformula lembut, celupkan kain lap, dan peras hingga cukup kering. Bersihkan furnitur kayu dengan kain lap secara cepat, lalu segera keringkan bekas air tersebut dengan lap kering, untuk mencegah air meresap ke pori-pori kayu.

Untuk furnitur dengan finishing, kamu dapat melapiskan ulang finishing untuk menyegarkan kembali furnitur kamu. Finishing yang diberikan dapat berupa minyak khusus bagi kayu, atau jenis-jenis finishing yang lebih kuat seperti biocoating dan lainnya. Hal ini dapat membuat kayu furnitur menjadi terlihat segar dan mengilat kembali seperti saat kamu baru membelinya. Tapi kamu harus berhati-hati dalam menerapkan kembali finishing, karena sebaiknya menggunakan jenis yang sama sesuai finishing furnitur kamu sebelumnya.

Nah, melihat tips dan trik yang sudah Kania kasih tahu dalam mengenal kayu solid dan menjaga furnitur kayu anda dalam kualitas prima, kamu dapat mengikuti langkah-langkah dari Kania tadi dalam memilih jenis furnitur yang paling cocok bagi ruang kamu serta gaya hidup kamu.

Selamat berbelanja!